BPS: Pertumbuhan Ekonomi Pacitan Cenderung Stagnan
Berita, Ekonomi, Pacitan 10.15
Pacitan - Perkembangan sektor perdagangan, perhotelan dan restoran di
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, cenderung berjalan lambat sehingga
dikhawatirkan memicu terjadinya pertumbuhan ekonomi negatif dalam
beberapa tahun mendatang.
Sinyalemen itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pacitan, Djudjuk Widhilaksana, Senin dengan merujuk statistik produk domestik regional bruto (PDRB) tahun 2010-2011.
"Dari data statistik kami, perkembangan sektor perdagangan dan usaha perhotelan cenderung stagnan," ungkap Djudjuk.
Ia tak memasukkan data statistik tahun 2012 dengan alasan rekapitulasi data tahunan masih tahap penyusunan, namun dia memastikan kecenderungannya sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dijelaskan, dari total produk domestik regional bruto (PDRB) Pacitan yang mencapai sebesar Rp3 triliun pada tahun 2011, paling atas diduduki sektor pertanian dengan donasi sebesar 37,15 persen, turun dibanding tahun 2010 yang mencapai 38,04 persen.
Menurut Djudjuk, meski menjadi yang terbesar dalam menyumbang PDRB secara keseluruhan tahunan, posisi sektor agraris dilematis karena sulit untuk terus ditingkatkan.
Penyebabnya tak lain karena menyusutnya lahan pertanian sebagai dampak berkembangnya pemukiman serta penurunan minat kaum muda untuk bekerja di sektor tersebut dan memilih sektor industri yang banyak terdapat di luar daerah.
Sebenarnya, lanjut Djudjuk, untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, sektor yang masih memungkinkan untuk didorong selama beberapa tahun ke depan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Masalahnya, prospek usaha di tiga sektor usaha ini oleh investor dipandang tidak terlalu menjanjikan seiring pangsa pasar yang kurang bagus.
Stagnasi ekonomi pada tiga sektor bisnis tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi arus investasi masuk ke Pacitan.
Sebagaimana data BPS tahun 2011, sektor perdagangan hanya menempati urutan ketiga dalam struktur PDRB Pacitan dengan prosentase 13 persen atau sekitar Rp468 miliar.
Jumlah itu sebenarnya masih lebih baik dibanding tgahun sebelumnya (2010) yang hanya 12,34 persen. Namun sektor perdagangan dinilai masih belum sekompetitif sektor jasa yang menempati urutan kedua dalam struktur PDRB Pacitan yang menyumbang 18,35 persen. "Sektor ini (perdagangan) yang mempunyai peran terbesar mendorong laju ekonomi," ungkapnya.
Dalam beberapa waktu terakhir industri kecil di Kabupaten Pacitan sebenarnya mulai menggeliat seiring peningkatan produksi batik tulis dengan omzet per tahun mencapai Rp7 miliar-Rp8 miliar. Hanya saja, lanjut dia, nilai tersebut tak banyak mempengaruhi donasi sektor perdagangan secara umum.
Demikian pula dengan bidang pariwisata. Meski menjadi salah satu lumbung pendapatan asli daerah (PAD), tetapi belum disokong oleh faktor penunjang lainnya, seperti kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai.
Di luar tiga besar, sektor lain yang memiliki sumbangan cukup menonjol adalah jasa konstruksi, yakni mencapai 8,88 persen pada tahun 2011, naik 0,70 persen dibanding setahun sebelumnya.
Peningkatan ini diyakini terjadi karena banyak berlangsungnya proyek-proyek fisik di Kabupaten Pacitan, baik skala lokal, regional, dan nasional, seperti proyek Jalan Lintas Selatan (JLS) serta PLTU di Kecamatan Sudimoro. (*)
Sinyalemen itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pacitan, Djudjuk Widhilaksana, Senin dengan merujuk statistik produk domestik regional bruto (PDRB) tahun 2010-2011.
"Dari data statistik kami, perkembangan sektor perdagangan dan usaha perhotelan cenderung stagnan," ungkap Djudjuk.
Ia tak memasukkan data statistik tahun 2012 dengan alasan rekapitulasi data tahunan masih tahap penyusunan, namun dia memastikan kecenderungannya sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dijelaskan, dari total produk domestik regional bruto (PDRB) Pacitan yang mencapai sebesar Rp3 triliun pada tahun 2011, paling atas diduduki sektor pertanian dengan donasi sebesar 37,15 persen, turun dibanding tahun 2010 yang mencapai 38,04 persen.
Menurut Djudjuk, meski menjadi yang terbesar dalam menyumbang PDRB secara keseluruhan tahunan, posisi sektor agraris dilematis karena sulit untuk terus ditingkatkan.
Penyebabnya tak lain karena menyusutnya lahan pertanian sebagai dampak berkembangnya pemukiman serta penurunan minat kaum muda untuk bekerja di sektor tersebut dan memilih sektor industri yang banyak terdapat di luar daerah.
Sebenarnya, lanjut Djudjuk, untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, sektor yang masih memungkinkan untuk didorong selama beberapa tahun ke depan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Masalahnya, prospek usaha di tiga sektor usaha ini oleh investor dipandang tidak terlalu menjanjikan seiring pangsa pasar yang kurang bagus.
Stagnasi ekonomi pada tiga sektor bisnis tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi arus investasi masuk ke Pacitan.
Sebagaimana data BPS tahun 2011, sektor perdagangan hanya menempati urutan ketiga dalam struktur PDRB Pacitan dengan prosentase 13 persen atau sekitar Rp468 miliar.
Jumlah itu sebenarnya masih lebih baik dibanding tgahun sebelumnya (2010) yang hanya 12,34 persen. Namun sektor perdagangan dinilai masih belum sekompetitif sektor jasa yang menempati urutan kedua dalam struktur PDRB Pacitan yang menyumbang 18,35 persen. "Sektor ini (perdagangan) yang mempunyai peran terbesar mendorong laju ekonomi," ungkapnya.
Dalam beberapa waktu terakhir industri kecil di Kabupaten Pacitan sebenarnya mulai menggeliat seiring peningkatan produksi batik tulis dengan omzet per tahun mencapai Rp7 miliar-Rp8 miliar. Hanya saja, lanjut dia, nilai tersebut tak banyak mempengaruhi donasi sektor perdagangan secara umum.
Demikian pula dengan bidang pariwisata. Meski menjadi salah satu lumbung pendapatan asli daerah (PAD), tetapi belum disokong oleh faktor penunjang lainnya, seperti kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai.
Di luar tiga besar, sektor lain yang memiliki sumbangan cukup menonjol adalah jasa konstruksi, yakni mencapai 8,88 persen pada tahun 2011, naik 0,70 persen dibanding setahun sebelumnya.
Peningkatan ini diyakini terjadi karena banyak berlangsungnya proyek-proyek fisik di Kabupaten Pacitan, baik skala lokal, regional, dan nasional, seperti proyek Jalan Lintas Selatan (JLS) serta PLTU di Kecamatan Sudimoro. (*)
Sumber: Antarjatim.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :