Tak Kerjakan PR, Dipukul, Diongkosi Berobat Rp 5000
Berita, News, Pacitan, Pendidikan, Utama 13.57
PACITAN - Belum kelar proses hukum dan moral kekerasan guru terhadap siswa di salah satu SMP di Kecamatan Tulakan pekan lalu, hal serupa, kembali terjadi di Pacitan. Kali ini, menimpa Guz Maoelana, siswa kelas IVB, SDN Baleharjo I Pacitan. Lagi-lagi, masalahnya sepele: lalai mengerjakan pekerjaan rumah alias PR.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Baleharjo 1 Pacitan, diketahui sebagai tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenyam pendidikan dasar. Namun, siapa sangka, kali ini, bukan prestasi yang membuat sekolah tersebut moncer. Tapi adalah perlakuan tak baik, dari seorang pendidiknya. Adalah Guz Maoelana, pelajar asal Kelurahan Baleharjo, Kecamatan Pacitan, harus mengalami luka memar di kaki kanannya, setelah mendapat ‘kekerasan’ dari gurunya.
Informasi yang dikutip Media Aspirasi, penganiayaan terhadap siswa tersebut bermula ketika Guz bersama delapan rekannya satu kelas, lupa mengerjakan PR mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Walhasil, Pak Guru Imam, meminta kesembilan siswanya itu untuk berdiri di depan kelas. ‘’Tidak hanya disuruh berdiri. Kaki kami dipukul dua kali menggunakan sulak (kemucing),’’ keluh Gus saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/11) kemarin.
Celakanya, akibat pemukulan itu, kaki kanan Guz mengalami bengkak dan membiru. Tak hanya itu, kaki dia juga akhirnya berdarah. Sebab, diduga, darah itu keluar setelah terkena paku penguat tali gantungan sulak. ‘’Sakit itu saya tahan. Tapi setelah selesai berdiri di depan kelas, saya diberi uang Rp 5000 sama Pak Imam. Katanya untuk berobat,’’ keluh Guz.
Sepulang sekolah, Guz menceritakan kejadian tersebut kepada kedua orang tuanya. Sontak, kejadian tersebut membuat kedua orang tuanya naik pitam. Santoso, 45, ayah Guz mengaku sempat terbakar emosinya. Namun, istrinya, Sri Nurhayati, menahannya. ‘’Saya sungguh menyesalkan kejadian ini. Orang miskin pun tahu, kalau guru memukul muridnya itu tindakan konyol,’’ ketus Santoso.
Sri Nurhayati, ibu korban, langsung mendatangi pihak sekolah. Sayang, maksud hati menemui kepala SDN Baleharjo 1, yang akan ditemui tidak berada di tempat. Namun, hanya bisa bertemu Imam, guru yang melakukan aksi pemukulan tersebut. Diketahui, Imam rupanya sebatas guru PPL. ‘’Kami tidak terima dengan perlakuan tersebut. Uang Rp 5000 juga langsung saya kembalikan kepadanya (guru Imam, Red),’’ tegas Sri Nurhayati.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN Baleharjo 1 Ramelan justru memilih irit bicara. Dia berdalih, jika permasalahan tersebut sudah selesai secara kekeluargaan. Pun, komentar-komentar lain terkait klarifikasi atas pemukulan yang dilakukan staf pengajarnya itu, Ramelan juga enggan mengomentari lebih banyak. ‘’Tidak ada apa-apa. Permasalahannya sudah selesai,’’ ucap singkat Ramelan. (bc/dik)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Unknown
pada 13.57.
dan Dikategorikan pada
Berita,
News,
Pacitan,
Pendidikan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
