Peta Daerah Rawan Longsor di Jatim
Utama 14.38
Selain banjir, musim penghujan kali ini juga rawan mengakibatkan
beberapa daerah mengalami tanah longsor. Hasil pemetaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menunjukkan, daerah
potensial longsor umumnya berada di daerah pegunungan.
"Umumnya
tanah longsor karena tanahnya masih gembur dan subur tapi beralih
fungsi jadi permukiman," kata Sudharmawan, Jumat (17/1/2014).
Beberapa daerah yang potensial longsor terbanyak adalah di Ponorogo dan
Pacitan. Untuk Ponorogo diantaranya adalah Kecamatan Sambit, Sawoo,
Ngebel, Ngrayun, Sampung, Soko, Slahung, Bungkal, Badegan, Mlarak, dan
Pulung.
Sedangkan Kabupaten Pacitan, daerah longsor meliputi Kecamatan Nawangan,
Bandar, Tegalombo, Ngadirejo, Tulakan, Arjosari, Kebonagung, Pacitan,
Pringkuku, Punung, dan Donorejo.
Selain itu juga ada beberapa daerah lainnya seperti Magetan diantaranya Kecamatan Parang, Panekan, Poncol, Magetan, dan Plaosan.
Kabupaten Madiun yang rawan longsor diantaranya adalah Kecamatan
Dagangan, Gemarang, dan Wungu. Sedangkan di wilayah Trenggalek ada
Kecamatan Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Panggul, Pule, Karangan,
Durenan, Tugu, dan bendungan.
Untuk Kabupaten Ngawi, daerah rawan longsor meliputi Widodaren, Pitu,
Jogorogo, Paron dan Kedunggalar. Kabupaten Malang, daerah rawan longsor
diantaranya adalah Poncokusumo, Kalipare, Jabung, Pujon, Batu, Pau, dan
Sumbermanjing.
Sedangkan Kabupaten Lumajang, ada Klakah, Senduro, Randuagung,
Pronojiwo, dan Tempursari. Kabupaten Probolinggo, ada Kecamatan Gading,
Lumbang, Krucil, Sumber dan Sukapura.
Sementara Kabupaten Bondowoso ada Kecamatan Klabang, Maesan, Grujugan,
Curah Dami dan Pakem. Kabupaten Jember, diantaranya adalah Kecamatan
Tempurejo, Muljulsari, Rambipuji, Sukorambi, Arjasa, Jeblug, Panti,
Bangsalsari, dan Tanggul.
Dan untuk Kabupaten Situbondo, beberapa daerah rawan longsor adalah
Kecamatan Kendit, Bungatan, Banyuglugur, Jatibanteng, dan Sumbermalang.
(fik/ipg)
Teks Foto:
- Ilustrasi
Sumber : http://kelanakota.suarasurabaya.ne
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :